Mensyukuri Realitas

فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang (bisa) kamu dustakan ? (QS 55-Ar Rahmaan : 13)

Bila manusia MAU sadar, dan MAU mensyukuri betapa rahmat kasih sayang serta karunia Allah... yang serba Maha, maka dia tak akan pedulikan lagi takdir yang menimpanya. Apakah ditakdirkan berwajah cakep atau jelek, sehat sempurna atau ada cacat, dst., hingga realitas kaya atau miskin sekalipun. Dia selalu syukuri realitas apapun yang kini diraih dan tengah dihadapinya.

Dan konteks makna bersyukur itu juga niscaya dibarengi dengan ikhtiar. Dalam hal ibadah magdhah (pokok) seperti shalat, dia akan terus-menerus meningkatkan kualitas shalatnya secara khusyu (bersungguh-sungguh). Juga, dia pun besyukur pula dengan menerapkan nilai khusyu itu secara Kaaffah, yaitu dia berlaku khusyu di saat-saat sebelum shalat dan ketika sesudahnya.

Dalam hal ikhtiar duniawi, dia tentu akan berupaya terus-menerus guna mencapai tahapan yang lebih baik dengan tata cara yang ithqan (dengan sebaik-baiknya), termasuk upaya dalam hal mencari nafkah ataupun materi / kekayaan secara halalan toyiiban. Karena kewajiban manusia hanyalah berikhtiar. Adapun hasilnya, secara full yakin dia serahkan kepada Allah ta’ala. Sebab dia sadar, bahwa Allah akan selalu Memberikan hasil terbaik baginya. Dia amat yakin dan sadar, bahwa tebaran berbagai kenikmatan dari Allah senantiasa tercurah bagi semesta alam dan seisinya, termasuk bagi dirinya.




Share your views...

0 Respones to "Mensyukuri Realitas"

Posting Komentar

 

© 2015 CATATAN HAMBA ALLAH

This blog run on iThesis Theme & hosted by Blogger